Jumat, 21 Maret 2014

ASAL MULA TRIGONOMETRI

ASAL MULA TRIGONOMETRI
1.      Pengertian Trigonometri
Trigonometri berasal daro bahasa Yunani yaitu tri artinya tiga,gonomon artinya sudut dan metria yg artinya ukuran jadi. Jadi, trigonometri adlh pengukuran sudut segitiga.
Menurut Edward J. Byng bahwa trigonometri adlh ciptaan orang arab. Oleh karena itu, banyak kata-kata dalam trigonometri yg menggunakan istilah dari Arab.
2.      Awal Kemunculan Trigonometri
Walaupun pd mulanya trigonometri dikaji sebagai cabang astronomi tetapi akhirnya trigonometri berdiri sendiri sebagai sebuah disiplin ilmu. Perkembangan awal trogonometri terbukti digerakkan disebabkan keperluan penyelesaian masalah astronomi. Kemunculan trigonometri merupakan proses yg perlahan. Jika dibandingkan dg cabang matematika lain, trigonometri berkembambang disebabkan hubungan antara pendidikan matematika terapan dg keperluan sains dalam bidang astronomi. Hubungan ini dianggap saling berkait, tetapu tersembunyi sehingga zaman Renaissans trigonometri dijadikan sebagai topik tambahan dalam astronomi.
3.      Perkembangan dan Tokoh-Tokoh Trigonometri
Trigonometri sebagai alat utama astronomi telah menjadi bidang kajian yg sangat diminati oleh ahli-ahli matematika islam sehingga trigonometri dapat berdiri sendiri sebagai sebuah disiplin ilmu. Orang islam adlh orang yg pertama kali menekankan pengkajian prinsip-prinsip cahaya. Ia adlh al-Haitham, yg telah menulis risalah-risalah penting tentang topik. Al-Haitham membina bentuk awal prinsip-prinsip cahaya yg akhirnya menjadi hukum snell tentang pembiasan cahaya. Prinsip oprik al-Haitham memberu sesuatu insipirasi supaya perhatian terhadap astronomi dan trigonometri lebih diutamakan. Berikut ini beberapa nma tokoh dalam trigonometri :
Al-Khawarizmi
Al-Khawarizmi adlh seorang tokoh matematika besar yg [ernah dilahirkan islam dan disumbangkan pd peradaban dunia. Mungkin tak seratus tahun sekali akan lahir kedunia orang-orang seperti beliau. Al-Khawarizmi selain terkenal dg teori algoritmanya, beliau juga membangun teori-teori matematika lain. dalam bidang trigonometri beliau menemukan pemakaian sin, cos, tangent dan secan.
Al-Battani
Nma lengkap al-Battani adlh Mohammad Ibn Jabir Ibn Sinan Abu Abdullah Al-Battani, dilahirkan di Battan Mesopotamia pd tahun 850 M dan meninggal meninggal dunia di Damsyik pd tahun 929 M. Beliau adlh putra raja Arab, juga gubernur Syria yg dianggap sebagai ahli astronomi dan ahli matematika islam yg terkemuka. Al-Battani yg bertanggung jawab memperkenalkan konsep-konsep modern, perkembangan fungsi-fungsi dan identity trigonometri. Beliau biasanya menggunakan formula sinus dg lebih jelas dibandingkan penjelasan dari orang Yunani. 
Abu al-Wafa
Nma lengkapnya adlh Abu al-Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yaya Ibn Ismail al-Buzjani lahir di Buzjan, Nishapur, Iraq tahun 940 M. sejak kecil, kecerdasannya sudah mulai nampak dan hal tersebut ditunjang dg minatnya yg besar di bidang ilmu alam.
Setelah berhasil menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya, Abu al-Wafa memutuskan untuk meneruskan ke jenjang yg lebih tinggi di Baghdad pd tahun 959 M. Berkat bimbingan sejumlah ilmuwan terkemuka masa itu, tak berapa lama ia menjelma menjadi seorang pemuda yg berotak cemerlang. Dia pun lantas banyak membantu para ilmuwan serta secara pribadi mengembangkan teori terutama dalam bidang trigonometri. Konstruksi bangunan trigonometri versi abu al-Wafa diakui sengat besar manfaatnya. Beliau mengembangkan metode baru tentang konstruksi segi empat serta perbaikan nilai sinus 30 dg memakai delapan decimal. 
Banyak buku dan karya ilmiah telah dihasilkannya dan mencakup banyak bidang ilmu. Namun, tak banyak karyanya yg tertinggal hingga saat ini. Sejumlah karyanya hilang, sedang yg masih ada sudah dimodifikasi. Abu al-Wafa juga banyak menuangkan karya tulisnya di jurnal ilmiah Euclid, Diophantus dan al-Khawarizmi, tetapi saygnya banyak yg telah hilang. Karena konstribusinya yg besar terhadap bidang trigonometri, beliau dijuluki  sebagai peletak dasar ilmu trigonomteri.
Ibn al-Shatir
Nma lengkapnya adlh ‘Ala al-Din Ali Ibn Ibrahim Ibn al-Muwaqit, lahir pd tahun 1306 M dan meninggal tahun 1375. karyanya tertuang dalam rasad ibn shatir (pemerhati ibn shatir).
4.      Aplikasi Trigonometri
Jauh sebelum astronom muslim mengembangkan metode pengamatan dan teoritisnya yg maju, mereka sudah memiliki keahlian dalam menerapkan pengetahuan astronomi untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam ibadah. Praktek agama islam selalu memerlukan penentuan waktu dan tempat, apakah dalam kaitan dg shalat atau untuk menentukam awal bulan dan hari libur dalam kalender hijriah muslim
Shalat harus terarah dan waktunya juga tertentu. Seluruh kaum muslimin shalat menghadap mekag kota kuno yg menjadi tempat bangunan suci umat islam, yakni ka’bah. Kebutuhan administrasi dan komunikasi pd awal-awal ekspansi islam menghasilkan kebutuhan kalender baru yg islami. Sehingga khalifah yg berkuasa pd abad ke-7 membuat suatu sistem baru yg berbeda dg kalender Gregorian dan Julian didasarkan pd siklus bulan (kabisat) bukannya siklus matahari. Kalender baru ini berawal pd hari pertama tahun hijrah (622 M), kepindahan nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah. Tanggal ini yg diperkirakan terjadi pd akhir September, menandai awal tahun satu dalam kalender islam. Fakta bahwa kalender tersebut didasarkan pd tahun kabisat membuat prosedur konversi antara kalender islam dan kalender Gregorian menjadi rumit. Seluruh hari libur dan hari raya muslim, dan juga ramadhan sebagai bulan untuk berpuasa dijadwalkan pd tahun kabisat. Maka penampakan bulan sabit yg pertama pd bulan yg baru merupakan momen penting bagi seluruh ibadah muslim. Alat astronomi yg paling spektakuler adlh astrolabus, merupakan instrument perhitungan yg penting pd abad pertengahan dan awal-awal renaissans. Selain menentukan waktu shalat dan arah mekkah, astrolabus sebagai penentu waktu dan perputaran tahunan benda-benda langit, pengukuran diatas bumi dan informasi astrologi.